Pencatatan Laba Ditahan dan Deviden

Pencatatan Jurnal Akuntansi Laba Ditahan dan Deviden


1. Pengertian Laba Ditahan

Pengertian Laba Ditahan Yaitu elemen dari hak-hak para pemegang saham yang dibentuk dari dalam perusahaan. 

Laba yang ditahan berasal dari sebagian laba, baik dalam tahun yang berjalan maupun tahun-tahun yang lalu yang tidak dibagikan sebagai deviden.

Transaksi yang mempengaruhi rekening Laba Yang Ditahan :
- Laba / Rugi bersih Operasi
- Koreksi pembukuan atas laba / rugi tahun-tahun yang lalu
- Pembagian deviden
- Transaksi pertukaran saham
- Penarikan / pertukaran saham (di atas harga jual semula)
- Transaksi treasury Stock


2. Pengertian Dividen

Pengertian Deviden Yaitu pembagian kekayaan perusahaan kepada para pemegang saham, dalam jumlah yang proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki.


3. Tipe Macam Dividen


3.1. Deviden Likuidasi (Liquidating Dividends)

perusahaan membagikan kas atau aktiva lainnya kepada para pemegang saham bersamaan waktunya dengan pembagian deviden, yang merupakan sebagian dari hak-hak pemegang saham selain dari Laba Yang Ditahan. 

Deviden yang telah diumumkan tetapi belum dibayar merupakan Hutang Lancar.
Sebagai hutang yang sah, deviden yang telah diumumkan kepada para pemegang saham mempunyai kedudukan yang sama dengan hutang-hutang kepada kreditur lainnya.


Contoh :
Dalam perusahaan yang telah dinyatakan bangkrut tinggal tersedia uang tunai sebesar 100.000.
Hutang deviden 200.000. & hutang kepada kreditur 300.000.
Untuk para pemegang saham = 200.000/500.000 x 100.000=40.000
Untuk kreditur =300.000/500.000 x 100.000=60.000



 

Hutang Dividen

Hutang kreditur
     Kas
40.000
60.000
 
 
100.000


Contoh :
1 oktober 2017 Dee Company mengumumkan pembagian dividen sebesar 10.000.000
Dan menyatakan 4.000.000 harus dipertimbangkan sebagai laba sisanya pengembalian modal
Dan akan di bayar 1 Desember 2017

1 okt

Laba Ditahan
Agio saham biasa
     Hutang Dividen
6.000.000
4.000.000
  

10.000.000

1 Des

Hutang Dividen

     Kas
10.000.000
 
10.000.000



3.2. Deviden Dalam Bentuk Uang Tunai (Cash Dividends)

Contoh :
Berikut ini adalah Modal Saham yang dimiliki oleh sebuah perusahaan :
Saham Prioritas =  10%,  1000 lembar, Nominal @10.000
Saham Biasa = 5000 lembar, Nominal @  5.000

15 November 2017 perusahaan mengumumkan pembagian deviden untuk tahun buku 2017.
Dan akan dibayar tanggal 30 November 2017

Besarnya deviden adalah :
Saham Prioritas 1.000 / lembar
Saham Biasa 500 / lembar 

15 Nov

Laba Yang Ditahan ((1000 lembar x 1.000) + (5.000 x 500)

     Hutang Dividen

3.500.000

 

3.500.000

30 Nov

Hutang Dividen ((1000 lembar x 1.000) + (5.000 x 500)

     Laba Yang Ditahan

3.500.000

 

3.500.000



3.3. Deviden Dalam Bentuk Aktiva Non Kas (Property Dividends)

Bentuk umum dari property dividends adalah berupa Surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan lain, yang dimiliki perusahaan.

Contoh :
PT.Ku memiliki 1000 lembar saham PT.Dia yang dibeli beberapa tahun lalu dengan harga 5.000 / lembar. 20 Desember 2017, 

PT.Ku mengumumkan pembagian deviden berupa 2 lembar saham PT.Dia kepada tiap-tiap pemegang 1 lembar saham PT.Ku.

Jumlah saham PT.Ku yang beredar sebanyak 500 lembar. 

Pada saat itu harga pasar saham PT.Dia 7.500 / lembar. 
Penyerahan saham PT.Dia akan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018.
Jurnal :

Berdasar Harga Pokok / Nilai Buku

20 Des

Laba Ditahan (1.000 lembar x 5.000)

     Hutang Dividen saham PT.Dia

5.000.000

 

5.000.000

15 Jan

Hutang Dividen saham PT.Dia (1.000 lembar x 5.000)

     Laba Ditahan

5.000.000

 

5.000.000



Berdasarkan Harga Pasar

20 Des

Investasi Saham PT.Dia (7.500 – 5.000 = 2.500 x 1.000 lbr)

          Laba atas Investasi Saham

2.500.000

 

2.500.000

 

Laba Yang Ditahan (500 lembar x 2 lembar x 7.500)

          Hutang Dividen saham PT.Dia

7.500.000

 

7.500.000

15 Jan

Hutang Dividen saham PT.Lain

          Investasi Saham PT.Dia

7.500.000

 

7.500.000




3.4. Deviden Dalam Bentuk Surat Hutang (Scrip Dividends) / Janji hutang

Pembagian Scrip Dividends dilakukan dengan tujuan untuk dapat mempertahankan citra dan nama baik perusahaan di satu pihak, tetapi di lain pihak, pada saat itu tidak tersedia jumlah uang yang cukup untuk membagi deviden.
Deviden yang dibayarkan dalam bentuk Obligasi, wesel / promes,
Contoh :
1 oktober 2017 PT.Ku mengumumkan pembagian dividen scrip wesel sebesar 10.000.000 bunga 10% jatuh tempo 1 Desember

1 okt

Laba Ditahan

     Hutang wesel pemegang saham

10.000.000

 

10.000.000

1 Des

Hutang wesel pemegang saham

Biaya bunga ( 10% x 10.000.000)

     Kas

10.000.000

1.000.000

 

 

11.000.000




3.5. Deviden Dalam Bentuk Saham Sendiri (Stock Dividends)

Ordinary Stock Dividend “pembagian deviden dalam bentuk saham yang sama dengan saham yang dimiliki oleh para pemegang saham”
Special Stock Dividends “Deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham yang berlainan jenis dengan saham-saham yang dimiliki”
Keadaan dan alasan perusahaan untuk membagikan deviden dalam bentuk saham sendiri, yaitu :
1. Untuk tetap membagikan deviden, tanpa adanya pelimpahan keluar atau berkurangnya harta kekayaan perusahaan.
2. Untuk menaikkan jumlah modal yang ditanam di dalam perusahaan tanpa keharusan membayarkan deviden tunai, sehingga uang tunai dapat digunakan untuk kepentingan yang lain.
3. Untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, sehingga diharapkan akan menurunkan harga pasar saham dan mendorong ke arah pasaran yang lebih luas.

Contoh : Ordinary Stock Dividend
PT.Ku memiliki 1000 lembar saham yang beredar dengan nilai nominal 150 per lembar, dan 
saldo laba ditahan sebesar 75.000. 
perusahaan mengumumkan pembagian dividen saham sejumlah 10% dari jumlah saham yang beredar. Nilai pasar saham saat pengumuman adalah  200 per lembar. 

 

Laba Ditahan (1.000 lembar x 10% x 200)

     Dividen saham biasa didistribusikan (1.000 lembar x 150)

     Agio saham biasa

20.000

 

15.000

5.000

 

Dividen saham biasa didistribusikan

     Modal saham biasa

15.000

 

15.000



Pembagian dividen saham tidak akan mempengaruhi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan, sebab masing-masing pemilik akan mendapatkan saham baru proporsional dengan saham yang sudah dimiliki. Saham dividen menyebabkan jumlah saham yang beredar bertambah.



Sebelum Dividen Saham
Modal Saham = 1.000 @Rp150 150.000
Laba Ditahan = 75.000
Total Modal Pemegang Saham 225.000

Kepentingan Pemegang Saham:
X 200 lembar; 20%  45.000
Y 500 lembar; 50% 112.500
Z 300 lembar; 30%  67.500
Total Alokasi Modal Pemilik  225.000


Setelah pengumuman dan sebelum pembagian dividen saham: 
Modal Saham 1.000 @Rp150 = 150.000
Modal Saham Biasa Didistribusikan 100 lembar; nominal 200 = 20.000
Agio Saham Biasa = 5.000
Laba Ditahan (Rp75.000 Rp25.000) = 50.000 
Total Modal Pemilik = 225.000 

Setelah Pengumuman dan Pembayaran Dividen Saham 10%
Modal Saham pertama + Modal Saham ke dua = 170.000
Agio Saham Biasa = 5.000
Laba Ditahan (Rp 75.000- Rp 25.000) = 50.000
Total Modal Pemilik = 225.000
 
Kepentingan Pemegang Saham:
X 220 lembar; 20%   45.000
Y 550 lembar; 50% 112.500
Z 330 lembar; 30%   67.500
Total XYZ = 225.000



4. Pemecahan Saham / Stock Split

Stock split (SS) adalah pemecahan (split-up) atau pengecilan (split-down) lembar saham yang sudah beredar dengan tujuan memperbesar atau memperkecil nilai nominal saham. 
Sebagai contoh,saham perusahaan dipecah dari 1 menjadi 2,artinya pemegang saham akan menerima 2 lembar saham untuk satu lembar saham yang telah dimiliki sebelum pemecahan saham dilakukan.
Dengan jumlah lembar saham yang semakin meningkat akan menyebabkan nilai nominal saham menurun. 
Altenatif ini dilakukan oleh kebanyakan perusahaan untuk mempertahankan harga sahamnya dalam kisaran tertentu atau memperluas kepemilikan saham. 

Modal Pemegang Saham sebelum Pemecahan lembar saham
1000 lembar, Saham Biasa,Nominal 150 / lembar 150.000
Laba Ditahan   75.000
Total 225.000

Modal Pemegang Saham setelah Pemecahan lembar saham
2000 lembar, Saham Biasa, Nominal 75 / lembar 150.000
Laba Ditahan   75.000
Total 225.000

- Dalam kondisi nilai pasar saham terlalu rendah. 
perusahaan dapat menaikan nilai pasar saham dengan melakukan split-down saham yang beredar. 

Dengan melakukan split down, jumlah lembar saham perusahaan akan semakin kecil. sehingga nilai pasar saham dapat meningkat. 

- Tidak ada pencatatan khusus yang perlu dibuat berkaitan dengan transaksi pemecahan lembar saham (stock split). 

Adanya pemecahan saham dicatat dalam bentuk memorandum untuk menunjukkan bahwa nilai pasar saham telah berubah, dan jumlah lembar saham semakin besar atau kecil. 

5. Apropriasi Laba Ditahan

- Apropriasi laba ditahan adalah kebijakan untuk mengikatkan laba ditahan sejumlah tertentu untuk tujuan tertentu. Kebijakan ini membutuhkan persetujuan dewan direksi. 

- Apropriasi laba ditahan akan diakui saat kebijakan tersebut disetujui dewan direksi. Apropriasi laba ditahan merupakan reklasifikasi laba ditahan. 

Ada beberapa alasan sehingga perlu dilakukan appropriasi terhadap laba ditahan, yaitu: 
(1) batasan aturan. 
(2) batasan kontrak, misalnya untuk tujuan pelunasan obligasi, 
(3) antisipasi terhadap kemungkinun kerugian, misalnya adanya penurunan nilai sediaan. atau kondisi ketidakpastian yang Iain, 
(4) perlindungan terhadap posisi modal kerja. misalnya jumlah laba ditahan telah diapropriasi untuk tujuan tertentu, sehingga kurang tersedia untuk tujuan pembayaran dividen. 

Contoh :
Dewan direksi PT.Ku setuju mengappropriasikan laba ditahan untuk tujuan ekspansi aktiva tetap sebesar 500.000.000.
selama jangkaa waktu 4 tahun. Jurnal yang disiapkan adalah: 

 

Laba Ditahan

Appropriasi Laba Ditahun-untuk Perluasan aktiva letap

500.000

 

500.000


Pada akhir tahun keempat appropriasi telah berjumlahRp2.000.000.000.
Jika diasumsikan bahwa perluasan aktiva tertentu telah diselesaikan, maka rekening appropriasi laba dilahan tidak dibutuhkun Iagi, dan dapat dikembalikan lagi ke rekening laba ditahan: 

 

Appropriasi Laba Ditahun-untuk Perluasan aktiva letap

     Laba Ditahan

2.000.000.000

 

2.000.000.000















List Materi Akuntansi dan Manajemen Keuangan - Flowdi Consulting

Comments

- Materi Akuntansi Dasar

- Materi Akuntansi Piutang

- Materi Akuntansi Persekutuan Usaha

- Materi Akuntansi Biaya Harga Pokok Produksi

- Materi Akuntansi Persediaan

- Materi Akuntansi Saham

- Materi Akuntansi Obligasi

- Materi Analisa Laporan Keuangan

- Materi Manajemen Keuangan

- Materi Akuntansi Lain